Selasa, 14 Juni 2011

aku disini lagi, entah kali keberapa?. menemuinya lagi, seolah menemui sebuah masa yang teramat mungkin tidak akan dapat terlupa sampai kapanpun. masa itu adalah dia.... yang dengan terang-terangan mengatakan dunia ini kejam. takdir ini amat sangat tidak adil sekali.sehingga begitu marahnya dia kepada tuhan. sampai detik ini, disini... duduk didepanku lagi.. bercerita lagi dengan sangat detail tiap-tiap kejadian pada masa itu. amat detail dan lengkap, juga sama dengan ceritanya beberapa bulan yang lalu. aku hampir bisa menghapalnya karena tiap kali aku datang cerita itu pula yang dia ceritakan kepadaku. tidak ada yang lain. dunianya berhenti pada masa itu. jiwanya masih pada masa itu, bahkan pikirannya masih berada pada masa itu. aku tidak dapat berbuat apa-apa, aku tidak dapat menyela ceritanya, tidak dapat... tiap kali kesini, aku cuma jadi pendengar. tidak lebih..
Datang, mendaftar..., lalu di minta duduk menunggu beberapa menit di sebuah ruangan dengan sebuah meja dua kursi yang saling berhadapan sampai dia datang dengan tatapannya yang tidak pernah berubah, masih sama dengan tatapannya waktu itu

disebuah pusara............

masih merah kehitaman, bunga-bunganya masih kelihatan segar, tapi sore hampir menghilang aku mencoba bertahan, menatap dia yang masih nggak bosan meratap-ratap. tidak perduli
"pulanglah, jangan membuat yang sudah tenang jadi tidak tenang......."
angin menambah dingin
semakin gelap
"ayolah........."
dia menatapku. cuma menatapku
dan aku mendengar bahwa dia mengatakan agar aku bisa memahaminya, mengerti dia dan diantara sesal-sesal yang begitu ketara tanpa bisa tersembunyi. dia menyarankan agar aku meninggalkan dia sendiri
sendiri